Apakah siswa sebaiknya mendengarkan musik latar saat belajar? Pertanyaan ini terdengar sederhana, namun jawabannya jauh lebih kompleks. Banyak siswa percaya bahwa mendengarkan musik dapat meningkatkan fokus dan membantu mereka menyelesaikan tugas. Sayangnya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa kepercayaan ini tidak selalu benar, bahkan dalam beberapa kasus justru bisa merugikan.
Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh musik saat belajar sangat bergantung pada konteks. Dalam beberapa situasi, musik bisa menjadi netral atau bahkan memberikan pengaruh positif. Namun dalam banyak kasus lainnya, musik justru mengganggu proses belajar, terutama bila jenis tugas yang dikerjakan menuntut konsentrasi tinggi atau melibatkan pemrosesan bahasa. Gangguan ini tidak bersifat universal, tetapi melibatkan interaksi kompleks antara otak, jenis musik, dan karakteristik tugas.
Salah satu hal yang menjelaskan ini adalah temuan bahwa musik dan bahasa menggunakan jalur saraf yang sama di otak. Artinya, ketika seseorang mendengarkan musik dengan lirik sambil membaca atau menulis, otaknya dipaksa untuk membagi sumber daya kognitif yang sama. Akibatnya, terjadi apa yang disebut efek interferensi. Ini membuat pemrosesan informasi—terutama yang berbasis bahasa—menjadi lebih lambat dan tidak efisien. Sebuah studi tahun 2021 menegaskan bahwa lirik dalam bahasa yang akrab bisa mengganggu kegiatan belajar bahasa, termasuk dalam menghafal kosakata atau memahami bacaan.
Studi lain yang dilakukan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa musik latar memiliki efek negatif kecil namun konsisten terhadap pemahaman membaca. Misalnya, ketika sebuah lagu memiliki perubahan ritme mendadak atau perpindahan suasana yang ekstrem, otak kita harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Adaptasi ini, meski terjadi secara tidak sadar, tetap menyita sumber daya kognitif yang seharusnya digunakan untuk memahami isi bacaan atau memecahkan masalah.

Meski begitu, tidak semua efek musik adalah negatif. Dalam beberapa kasus, musik justru bisa membantu proses belajar, terutama dalam hal membangun suasana hati dan motivasi. Musik dengan melodi yang menyenangkan, atau yang sudah akrab di telinga, dapat memperbaiki suasana hati dan membuat seseorang merasa lebih siap untuk belajar. Ini sangat berguna terutama ketika menghadapi rasa malas atau lelah. Sebuah studi pada tahun 2023 menunjukkan bahwa musik bisa memicu respons emosional positif, dan suasana hati yang baik memiliki hubungan erat dengan semangat belajar.
Namun, manfaat tersebut lebih terasa ketika tugas yang dilakukan bersifat ringan dan tidak menuntut pemikiran kompleks. Misalnya, saat menyalin catatan, membuat peta konsep, atau belajar dengan cara mengulang hafalan, musik bisa menjadi teman yang menyenangkan. Tetapi ketika tugas menuntut analisis mendalam, membuat argumen, atau memahami konsep baru, kehadiran musik bisa berubah menjadi gangguan.
Pandangan ini diperkuat oleh Daniel Willingham, seorang psikolog kognitif, yang menjelaskan bahwa musik memiliki dua efek yang saling bertentangan. Di satu sisi, musik bisa menyenangkan, menenangkan, dan meningkatkan suasana hati. Di sisi lain, musik bisa mengalihkan perhatian, terutama saat kita sedang mengerjakan tugas yang kompleks. Jika pekerjaannya tidak terlalu menuntut, mendengarkan musik mungkin menyenangkan. Tapi jika tugasnya berat, musik tidak cukup kuat untuk menambah motivasi, dan justru bisa memperparah beban kognitif.
Bagi siswa yang tetap ingin mendengarkan musik saat belajar, ada beberapa strategi agar musik tidak menjadi pengganggu. Pertama, pilihlah musik tanpa lirik, karena lirik cenderung mengganggu proses berpikir verbal. Musik instrumental, seperti klasik, ambient, atau jazz ringan, lebih aman untuk menemani belajar. Kedua, gunakan musik yang sudah sangat akrab di telinga, sehingga otak tidak perlu memprosesnya secara aktif. Ketiga, hindari musik dengan perubahan tempo atau ritme yang drastis. Keempat, gunakan musik hanya untuk tugas-tugas ringan dan repetitif, bukan saat membaca atau menulis. Terakhir, gunakan musik sebagai pemicu fokus di awal sesi belajar, lalu matikan ketika perlu konsentrasi penuh.
Musik bisa menjadi alat bantu yang baik jika digunakan secara tepat. Namun, tidak seharusnya dijadikan andalan utama dalam proses belajar. Siswa perlu memahami bahwa fokus dan pemahaman membutuhkan lingkungan yang bebas dari gangguan. Mengandalkan musik untuk membuat belajar terasa menyenangkan memang menarik, tetapi jika pada akhirnya justru mengurangi kualitas pemahaman, maka penggunaannya perlu ditinjau ulang. Dengan pendekatan yang bijak, siswa bisa tetap menikmati musik tanpa mengorbankan efektivitas belajar mereka.
Leave a Reply